Thursday, June 13, 2013

Menjadi Guru Ideal (Kenali Murid)

Bagaimana perasaan kita bila seseorang berbicara kepada kita dan dia tak ingat nama kita? Saya pribadi merasa tidak nyaman dan merasa tak penting ketika seseorang tak ingat nama saya. Hal yang sama kemungkinan besar dirasakan oleh murid ketika gurunya tak ingat namanya.

Sebaliknya, bagaimana bila seseorang tiba-tiba menyapa kita dengan nama kita? Saya pribadi merasa cukup tersanjung dan merasa penting. Inilah salah satu yang bisa dilakukan oleh seorang guru untuk membuat murid-muridnya terkesan dan merasa berharga.

Menjadi Guru Ideal (Senyum)

Banyak orang yang bercita-cita menjadi seorang guru. Tujuan mereka? Sebagian besar adalah panggilan jiwa, menunaikan tugas mulia mencerdaskan bangsa. Ada yang tak dapat meraih impiannya, dan ada juga yang berhasil menjadi guru.

Dari sekian banyak yang berhasil menjadi guru, tak banyak yang merasa bahwa dirinya adalah seorang guru yang baik, guru ideal yang menikmati pekerjaan yang telah lama diimpikannya. Tak jarang dari para guru akhirnya merasa terperangkap dalam rutinitas mengajar. Mereka mengajar hanya untuk menyambung hidup, karena tak mungkin berhenti dari profesi yang telah mereka pilih.

Apakah pekerjaan ini benar-benar menguras jiwa-raga sehingga kita merasa "kering"?

Friday, May 24, 2013

Puteri Salju


Ketujuh kurcaci berduka. Puteri Salju terkapar tak berdaya. Dalam genggamannya terdapat sebuah apel yang hitam kecoklatan warnanya. Para kurcaci membaringkan puteri kesayangan mereka di atas sebuah pembaringan yang dihiasi bunga berbagai warna.

Dari kejauhan, terdengar derap kaki kuda. Tak lama kemudian, seorang pangeran dengan kuda putih dan pakaian bertatahkan batu berlian berkilauan tiba.

Monday, May 20, 2013

Saya dan Menulis

Menulis merupakan sebuah kegiatan yang dulu (ketika masih SD) sangat saya benci, karena ketika mendengar kata 'menulis' yang terbayang adalah catatan pelajaran yang diberikan guru kepada salah satu murid dengan tulisan terbagus untuk ditulis di papan dan disalin oleh yang lain. Pekerjaan menyalin ini bikin buku-buku jemari saya terasa kaku dan butuh dipijit.

Seiring bertambahnya usia, tanpa sadar saya mulai suka menulis. Menulis catatan pelajaran menjadi saat-saat di mana saya latihan menulis dengan berbagai macam huruf. Kadang saya mengganti-ganti bentuk huruf a, atau e, atau huruf lainnya. Tak banyak memang, anak laki-laki yang begitu peduli akan bentuk tulisannya, tapi saya termasuk dari yang tak banyak itu.

Selena dan Sumur Tua

Senja yang temaram, dengan lapisan kapas kelabu menyelubungi cakrawala. Selena menutup daun jendela. Dilangkahkannya kaki menuju sumur berbibir susunan batu bata di belakang rumah. 

Pikirannya masih pada perkataan Ayah siang tadi. 

"Kapan kamu akan menikah, Sel? Dulu, waktu kamu Ayah jodohkan dengan anak teman Ayah, kamu bilang mau melanjutkan kuliah dulu. Sekarang, kamu sudah selesai kuliah dan bekerja. Nunggu apa lagi?"

Usianya yang telah memasuki pertengahan kepala dua mengundang tanda tanya di kepala keluarga dan kerabatnya. Bukan tak ingin dia menikah, tapi dengan siapa? Dulu, Ayahnya seorang manajer hotel, hidup mereka cukup mewah. Sekarang, setelah Ayah dihancurkan oleh sebuah fitnah yang memberangus karirnya dan semua yang telah dibangunnya, bahkan mereka harus menepi ke desa kecil ini, akankah ada yang mau menikahinya? 

Tuesday, March 5, 2013

Manis Hatimu


Manis hatimu
Kutahu sejak bertemu
Tutur kata selembut sutera
Tatap mata sebening telaga
Seketika kuterpesona
Tak ayal jatuh cinta

Bunga larangan tak dapat kuraih
Namun kalbu tak pernah letih
Pagar kawat tinggi berduri
Tak lemahkan hasrat diri
segala daya teriring doa
terbuat terucap memupuk asa

Takdir berpihak padaku
perjuangan berbuah madu
Bukan hanya kau atau aku
tapi kita dan saat-saat syahdu

Kukecup manis hatimu
Bukan sekadar angan kan berlalu


Johan Tanjung

Dumai, 15 Januari 2013